Keterlibatan Amerika Serikat dalam ketegangan antara Israel dan Iran tercetus usai negara adidaya tersebut menghancurkan 3 fasilitas nuklir milik Iran. Adapun ketiganya berada di wilayah Fordo, Natanz, dan Esfahan. Presiden AS Donald Trump pun memberikan pernyataan usai penyerangan ini terjadi.
“Terima kasih, beberapa saat lalu militer AS melakukan serangan presisi besar-besaran ke tiga titik utama fasilitas nuklir Iran: Fordo, Natanz, dan Esfahan. Tujuan kami adalah menghancurkan pengembangan nuklir Iran,” ungkap Trump pada Minggu pagi Waktu Indonesia Barat, seperti diberitakan The New York Times, Minggu (22/6).
“Saya ingin mengucapkan terima kasih dan memberi selamat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kami bekerja sebagai tim yang mungkin belum pernah dilakukan tim mana pun sebelumnya, dan kami telah berupaya keras untuk menghapus ancaman mengerikan ini terhadap Israel,” kata Trump, seperti dikutip detikNews dari AFP.
Sementara itu pihak Iran mengutuk serangan Amerika kepada mereka. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi. Ia menyebut, atas serangan ini, Iran berhak untuk mempertahankan kedaulatan mereka. Abbas menyebut, berdasarkan Piagam PBB Iran berhak dan sah untuk membela diri, Iran memiliki semua pilihan untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya.
Abbas juga menyebut jika Amerika adalah pihak yang menghianati diplolmasi. Seperti dikutip detikcom dari CNN, Abbas menyebut jika serangan itu merupakan pelanggaran piagam PBB dan hukum internasional, dan bahwa pemerintah Paman Sam “memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi serius dan dampak buruk dari kejahatan keji ini.”